Pemenuhan kebutuhan akan listrik kepada masyarakat memang suatu permasalahan yang harus segera tertangani dengan baik. Pasalnya kebutuhan akan listrik ini sudah menjadi kebutuhan hak asasi untuk manusia. Dikarenakan segala aktifitas masyarakat di era globalisasi di abad ke 21 ini tidak bisa lepas akan listrik. Namun mahalnya investasi yang dikeluarkan dengan kemampuan anggaran yang ada membuat pemenuhan kebutuhan akan listrik ini tidak bisa merata ataupun ada yang tertunda. Seperti halnya yang terjadi pada Dusun Buluroto Desa Ngadimulyo Kecamatan Kampak yang sempat terisolir akan keberadaan listrik PLN. Untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat harus menyambungkan kabel hingga lebih dari lima kilo meter untuk bisa mendapatkan penerangan listrik. Kabel kabel menggantung liar dan bisa membahayakan masyarakat sewaktu-waktu.
Mulai Jum'at siang 09 September 2016, 283 KK di Dusun Buluroto tidak lagi mengeluhkan akan ketersediaan listrik ini. Pasalnya PLN menginvestasikan dana lebih dari Rp 3 miliar untuk bisa membangun jaringan listrik sampai ke Buluroto. Keberadaan listrik sampai ke Dusunnya tersebut disambut gembira oleh masyarakat. Jum'at itu Wakil Bupati Trenggalek H. Mochamad Nur Arifin meresmikan jaringan listrik masuk ke Buluroto tersebut. Saat meresmikan Wakil Bupati Trenggalek didampingi oleh Manager PLN Area Ponorogo Abdullah serta beberapa pejabat PLN di Trenggalek dan pejabat di lingkup Pemkab Trenggalek, Kecamatan dan Desa Ngadimulyo.
Pada kesempatan tersebut, saat dikonfirmasi H. Mochamad Nur Arifin Wakil Bupati Trenggalek menyampaikan "saya berterima kasih kepada PLN, karena urusan kelistrikan ini urusan PLN. Pemerintah ini hanya membantu memastikan bak-hak warga itu bisa terpenuhi semaksimal mungkin, sampai sebaik-baiknya. Karena bagi saya dan Pak Emil, urusan kelistrikan, air dan segala macam itu sebenarnya adalah hak setiap masyarakat", ungkapnya.
Selain itu, memang masih banyak yang kurang, namun dengan adanya listrik ini saya bersyukur sekali dan masyarakat pro aktif dalam terwujudnya listrik masuk ke Bendoroto ini. Saya juga angkat topi kepada Perhutani yang mau mengikhlaskan beberapa pohon pinusnya untuk dilalui tiang-tiang pancang kita untuk listrik bisa masuk dengan baik. Dan mungkin kalau ada yang bilang, pemrintah ini sok-sokan listrik masuk, padahal masyarakat juga masih disuruh bayar. Sekarang kita hitung, pemakai 283 KK sedangkan biaya pemasangan sekitar Rp 1,2 juta. Kalau itu saya kalkulasi mungkin jumlahnya sekitar Rp 300 an juta. Padahal, ketika saya tanya ke PLN investasi listrik untuk bisa masuk ke Buluroto ini kurang lebih sekitar Rp. 3 miliar. Nilainya tidak sebanding, sehingga jangan hanya dilihat besaran kewajiban yang harus dibayar individu saja, melainkan lihatlah investasinya sebagai bentuk pengabdian BUMN kepada masyarakat. Semoga semua pihak bisa menerima dan mari kita apresiasi kerja PLN ini, tinggal kedepan koordinasi kita dengan PLN kita tingkatkan untuk lebih baik lagi, untuk maksimalkan layanan di Buluroto ataupun di daerah lainnya", pungkasnya. (Humas)