Hadapi tebing yang terus longsor di KM 16 Jalan Raya Trenggalek-Ponorogo, Desa Nglinggis Tugu Trenggalek membuat BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) Wilayah VIII Surabaya segera merevisi perencanaan pembangunan tembok penahan tebing di titik ini.
Yang dulunya tembok penahan tebing direncanakan akan dibangun hanya setinggi 5 meter, dirubah menjadi 7 meter. Selain itu BBPJN juga akan membuat bangunan pondasi Strauss Pile sepanjang 60 meter di KM 16.
Ramelan salah satu pejabat di BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) VIII Surabaya menjelaskan, Teknis engginering yang akan kita lakukan, "ada revisi design sekitar 60 meter akan kita gunakan pondasi Strauss Pile dengan penahan tebing yang awalnya 5 meter menjadi 7 meter," tuturnya.
Selain di KM 16 akan ada tiga titik tembok penahan tebing lainnya yang akan dibangun oleh BBPJN VIII Surabaya di tahun 2018 ini. Tiga titik tembok penahan tebing ini diantaranya didepan Anjungan cerdas, di KM 17 dan KM 18, jelas Ramelan.
Sebelum merencanakan membangun tembok penahan tebing BBPJN Wilayah VIII Surabaya, telah melakukan penelitian terlebih dahulu dengan menggandeng Akademisi Geologi UGM dan ITB untuk meneliti kontur tanah dan struktur bangunan apa yang tepat untuk menangani longsor ini.
Ramelan, Pejabat Pembuat Komitmen Jalan Nasional Trenggalek – Batas Pacitan – Batas Ponorogo BBPJN Wilayah VIII Surabaya, menambahkan "saya memang sudah diperingatkan untuk posisi ini untuk berhati-hati karena struktur tanahnya terdiri dari lapisan batu dengan pasir, tidak ada lapisan pengikat yang saling mengikat di KM 16 ini."
Dimungkinkan jalur yang menghubungkan antar kota Trenggalek-Ponorogo ini akan dilakukan penutupan sementara waktu, untuk memperlancar pelaksanaan pembangunan pondasi tebing.
BBPJN juga telah berkirim surat kepada pihak terkait untuk meminta ijin penutupan jalur sementara, termasuk salah satunya kepada Bupati dan Polres Trenggalek. Mengenai kapan waktu penutupan jalur masih belum ditentukan menunggu waktu yang tepat.
Dr. H. Emil Elestianto Dardak, M.Sc, Bupati Trenggalek, didampingi beberapa jajarannya, Selasa (4/9/2018) meninjau langsung lokasi longsor. Saat itu material longsor di KM 16 masih berjatuhan dan setiap saat dapat membahayakan pengguna jalan yang melintas.
Bupati Trenggalek ini juga sempat meninjau jalur alternatif yang bisa dilalui oleh para pengguna jalan beberapa hari sebelumnya. Emil Dardak juga ingin merasakan hal yang sama dengan yang dialami oleh pengguna jalan lainnya.
Dijelaskan Bupati Trenggalek ini, bahwasannya pembangunan tembok penahan tebing ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk menanggulangi longsor yang terus berlangsung.“(Humas)