Hari Raya Ketupat (Kupatan) di Kabupaten Trenggalek kembali digelar. Sempat dilarang pemerintah 2 tahun kebelakang karena Covid 19 yang mewabah, dengan kondisi yang semakin membaik dan capaian vaksin Covid 19 yang baik akhirnya tradisi ini bisa kembali digelar.
Meskipun dapat kembali digelar, Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin tetap menghimmbau warganya untuk senantiasa menjaga protokol kesehatan dan berharap semarak tradisi kupatan ini tidak terciderai dengan lonjakan kasus Covid 19.
"Pembatasannya hanya sepatas himbauan terkait protokol kesehatan karena secara umum capaian vaksin sudah cukup baik. Dan kasus Covid di Trenggalek juga baik, hari ini juga tidak ada yang dirawat di fasilitas kesehatan kita," ungkap Bupati Arifin, Senin (9/5) saat bersilayurahmi di Pondok Pesantren Babul Ulum Desa Durenan, Kecamatan Durenan, Trenggalek.
Semoga silaturahminya tidak terganggu dengan lonjakan kasus Covid 19, sambungnya. "Saya melihat warga masyarakat juga cukup tertib, dimana-mana silaturahmi juga memakai masker. Ini tradisi yang cukup baik menurut saya dan sekarang alhamdulillah bisa terlaksana dengan lebih semarak. Meskipun kalau kita lihat, tadi kita naik motor dan tidak ada kemacetan yang terlalu seperti 2 atau 3 tahun yang lalu," imbuhnya.
Masyarakat sudah bisa mengatur ritme bersilaturahmi. Tisak menjadi satu waktu ketika siang, namun malam menurut keterangan para Kyai sudah ada yang berkunjung sehingga tidak terjadi penumpukan atau kerumunan masa yang terlalu.
Seperti pawai-pun, para tokoh masyarakat juga bersepakat untuk tidak perlu dilaksanakan. Sehingga tradisi Kupatan-nya cukup khidmat dengan saling berailaturahmi dan tentunya dengan kuliner ketupat sayur yang tersedia gratis bagi siapapun yang mau bersilaturahmi. "Itu indahnya berkulatan di Kabupaten Trenggalek," tandas Bupati Arifin. (Dokpim)