Mendengar rakyatnya terancam bencana tanah gerak, Bupati Trenggalek Dr. Emil Elestianto Dardak. M.Sc, tinjau langsung bencana alam ini, Jum'at (2/3). Tanah warga di Dusun Mbiru RT. 39 RW. 7 Desa Prambon Tugu mengalami pergerakan tanah. Tanah amblas ini mengakibatkan material longsor dilokasi bencana ini. 40 kepala keluarga terancam bencana ini.
Tiga rumah mengalami keretakan parah akibat tanah yang menjadi tumpuan rumah-rumah ini mengalami keretakan. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian bencana ini.
Menurut Samirin 32 tahun, warga Desa Prambon, kejadian ini terjadi sekitar pukul 11.30 WIB. "ketika itu warga mendengar suara berderak keras, pohon-pohon tumbang, tanah meluncur deras bak aliran air," ucapnya.
"Melihat kondisi ini warga panik berhamburan, kentongan peringatan bahaya dibunyikan oleh warga. Usai pergerakan tanah ini berhenti warga mulai menyelamatkan harta benda yang masih bisa diselamatkan, termasuk dengan hewan ternak mereka."
"Warga tidak menyangka kalau bencana ini terjadi, padahal sebelumnya perangkat Desa meninjau kondisi tanah ini. Kembali belum sampai ke Balai Desa bencana ini terjadi," imbuhnya.
Keretakan tanah ini terlihat sejak sebulan yang lalu. Waktu itu keretakan ini tidak terlalu parah. Karena hujan terus menerus mengguyur wilayah Trenggalek tiap hari keretakan ini semakin hari semakin parah. Sehingga kejadian ini tak bisa terelakkan oleh warga.
Tanda-tanda tidak seperti biasanya ini sebenarnya sudah nampak di lokadi kejadian. Menurut Kades Prambon Anang Irwanto, "sejak kemarin aliran air di saluran irigasi dekat lokasi kejadian mengalami kekeruhan. Keruhnya air tidak seperti biasanya. Material tanah ikut terbawa arus air dari atas bukit," ucapnya.
Di Mushola Hidayatulloh Prambon yang dekat dengan lokasi Dr. Emil Dardak menyampaikan keprihatinannya kepada warga. Langkah-langkah yang diambil oleh Bupati menghadapi bencana ini, warga diminta kerelaannya untuk meninggalkan lokasi bencana untuk menjaga keamanan dan keselamatan. Pasalnya nyawa merupakan hal yang utama untuk dijaga keselamatannya terlebih dahulu.
Pemerintah Daerah sementara akan mendirikan posko pengungsian, untuk penanganan awal dari bencana ini. Bentuk retakan tanah di Prambon terkesan unik, berbeda dengan beberapa kejadian keretakan tanah yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Trenggalek yang pernah terjadi.
Rencananya Bupati akan berkoordinasi dengan ahli UGM maupun Dr Nusa dari UI untuk mengidentifikasi bencana tanah gerak ini. Sehingga dengan kajian teknis dari para ahli yang membidangi penanganan secara permanent dapat segera dilakukan Pemerintah Daerah kedepannya.”(Humas)