Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin kunjungi rumah duka Bayi MAOR (5 bulan) putra pasangan Mukono (46) dan Adelia (17), warga Kecamatan Pogalan, yang meninggal paska imunisasi, Rabu (29/3).
Kunjungan Bupati Trenggalek sendiri ditujukan untuk menyampaikan rasa bela sungkawanya atas kejadian yang menimpa pada bayi 5 bulan itu. Selain itu juga untuk menguatkan agar kelurga yang ditinggalkan diberikan ketabahan atas kejadian naas yang menimpa.
"Kemarin saya baru mengikuti beberapa acara di Jakarta terus Surabaya dan saya pulang kemarin ke Trenggalek. Terus saya belum sempat menengok ke rumah duka, untuk itu hari ini kita mengucapkan bela sungkawa," ujar Mochamad Nur Arifin, Rabu (29/3).
Kita saling mendoakan dan saling menguatkan, sambungnya. "Adapun yang lain-lain, Pak Mukono sudah melangkah dan menurut saya mencari keadilan keluarga itu juga sesuatu hal yang baik. Tapi saya mengingatkan bahwa semua yang ada di dunia ini adalah titipan, jadi saya menguatkan diri dan kita sama-sama saling menguatkan. Harapannya beliau juga kuat," imbuh pemimpin muda itu.
Kemarin kita sempat Safari Ramadan bersama Pak Kapolres dan proses nanti tetap berjalan, sampai nanti ketemu dan sebagainya.
Terkait imunisasi, Bupati Trenggalek menambahkan "samalah kalau dulu waktu Covid, vaksin bisa menyebabkan fatalitas dan sebagainya. Makanya ada mekanisme yang memberikan jeda untuk melihat apakah ada kejadian ikutan pasca imunisasi," terangnya.
Yang di imunisasi juga bukan satu orang saja, makanya dengan adanya investigasi nantinya, semoga bisa semakin membuka apakah sebenarnya penyebab kejadian ini. Apakah benar karena akibat imunisasi atau kan karena yang lain. "Kalau urusan medisnya saya tidak mengerti, biar hasil investigasinya nanti seperti apa," tutup suami Novita Hardini itu.
Di kediamannya, Sugeng Prayitno (47), Kakek Bayi MAOR menuturkan, kejadian berawal dari imunisasi yang mengakibatkan cucunya mengalami panas tinggi. Waktu imunisasi Selasa (21/03/2023), Mukono dan istrinya membawa anaknya imunisasi ke bidan setempat.
Sekitar jam 3 sore selain panas, sempat mengalami diare. Kemudian dikonfirmasi ke Bidan jawabannya biasa saja setelah imunisasi. Selanjutnya bidan desa memberikan obat penurun panas dan diare.
Usai obat diminum pria paruh baya itu menambahkan panas cucunya tidak kunjung reda. Malamnya sempat mengalami kejang dengan mata melotot. Kamis pagi dibawa ke Bidan dan ditindak lanjuti ke Puskesmas. Kemudian dari Puskesmas dibawa ke UGD RSUD dr. Soedomo Trenggalek dan mendapatkan perawatan intensif di sana. "Cucu saya sempat mengalami perkembangan membaik, namun tanggal 25 Maret meninggal," jelas pria 47 tahun itu.
Ditanya mengenai atensinya membuat laporan kepolisian, Warga Kelurahan Surodakan itu menjelaskan apa ya yang dilakukannya untuk mendapat kejelasan apa yang menjadi penyebab kematian cucunya. "Saya ingin ada kejelasan apa yang menjadi penyebab kematian cucu saya, karena setelah imunisasi
banyak bercak hitam di lengan, pinggang kanan dan kiri," tandasnya. (Prokopim Trenggalek)