Mengikuti labuh panen di Desa Wonanti, Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin bangga dengan tata cara bertani lokal di Desa Wonanti, Kecamatan Gandusari. Disaat banyak lahan yang gagal panen karena serangan hama wereng, hasil pertanian lokal di tempat ini ternyata lebih tahan lama.
Selain terbebas dari hama, hasil pertanian dinilai juga melimpah. Tentunya keberhasilan ini diharapkan oleh Bupati Trenggalek dapat dibagikan kepada petani lain. Saat ini banyak petani gagal panen, ternyata tata cara tradisional tidak bisa dipandang sebelah mata.
"Agenda hari ini sebenarnya labuh panen. Namun labuh panen di desa ini cukup unik dan langka. Kenapa saya bilang langka, karena banyak sawah sekarang gagal panen, dan di sini bisa panen," ucapnya.
Penyebab gagal panen, sambungnya "karena organisme hama wereng, namun di Wonanti ini bisa panen karena dieksekusi dengan pendekatan organik," imbuhnya.
Mulai dari Bokasinya, kemudian pupuk organik dan juga pestisidanya baik nabati maupun hayatinya semua organik. Sedangkan varietasnya lokal Katobilan daerah asli disini.
Kita ingin lihat, makanya tadi kita panen terus nanti hasilnya kita lihat. Terus di situ juga ada kotak kontrol yang menggunakan pupuk kimia (NPK) dan ada varietas lain dari hasil persilangan. Ternyata yang lokal ini lebih adaptif di wilayah sini.
Makanya ini jadi unik, kalau nanti memang bisa baik kita akan sebar luaskan kepada petani-petani yang sekarang ini sedang kesulitan.
Jadi intinya saat ini saya dan kepala dinas ingin menguji bertani secara kearifan lokal di Wonanti ini bisa menghasilkan padi yang tidak hanya baik secara produktifitas, namun juga sehat. "Kita ingin lihat hasilnya, disaat semua banyak yang kena wereng, ini bisa panen," tandasnya. (Nur/ Dokpim)