Tingkatkan pelayanan rehabilitasi sosial dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, Pemkab Trenggalek jalin kerja sama dengan Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF) Prof. Dr. Soeharso Surakarta. Kerja sama yang telah dilakukan sejak tahun 2020 lalu itu merupakan kolaborasi program asistensi rehabilitasi sosial dari Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek.
Melalui kerja sama tersebut juga diharapkan dapat meningkatkan kemandirian bagi Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) melalui peningkatan pelatihan berdasarkan usaha yang ditekuni. Untuk itu Wakil Bupati Trenggalek, Syah Muhamad Natanegara, berharap kerja sama tersebut bisa terus berlanjut. Hal itu disampaikan saat mengunjungi penerima manfaat asal Trenggalek sekaligus koordinasi dengan pihak BBRSPDF Surakarta, Selasa (30/3/2021).
"Semoga ini juga bisa menjadi bahan kita untuk lebih memperhatikan saudara-saudara kita atau anak-anak kita yang memiliki kebutuhan khusus untuk mendapatkan hak-haknya, karena di Trenggalek masih banyak juga dan ternyata banyak penyebabnya kenapa mereka belum sampai tertangani," ungkap Wabup Syah.
Terkait kebeelanjutan kerja sama ke depan, Wabup Syah mengatakan bahwa pihak BBRSPDF memberikan sinyal positif. Meskipun dalam MoU tertulis selama 3 tahun, akan tetapi Wabup Syah optimis kerja sama tersebut akan terus berlanjut.
"Ke depan kita juga sudah menyiapkan banyak rangkaian kerja sama, dan tadi juga disampaikan Trenggalek insyaAllah bisa dijadikan percontohan sebagai Kabupaten yang inklusif," tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek, dr. Ratna Sulistyowati, mengatakan bahwa kerja sama dengan BBRSPDF sejak tahun 2020 telah dilakukan melalui asistensi rehabilitasi sosial atau ATENSI. Menurutnya, intervensi kepada penyandang disabilitas tidak hanya sekedar membantu, tetapi juga melalui assesment.
"Seperti kursi roda misalnya, itu tidak semua disabilitas fisik kursi roda bentuknya sama, yang selama ini terjadi bantuan kursi roda ya yang penting kursi roda, padahal tidak, akhirnya banyak yang tidak berfungsi," ujarnya.
"Dengan program ATENSI dari BBRSPDF Surakarta ini akhirnya kita tahu, oh yang ini butuhnya kursi roda yang tipe seperti ini, dan alhamdulillah BBRSPDF Surakarta ini sudah bisa memodifikasi kursi roda itu sesuai dengan assesment yang ada di lapangan," lanjut dr. Ratna.
Ditambahkan olehnya bahwa dari peogram ATENS di tahun 2020 lalu ada sebanyak 80 sasaran penerima manfaat, kemudian juga kegiatan pemberdayaan dimana ada bantuan modal dengan pelatihan-pelatihan kepada sebanyak 60 orang.
"Kalau totalnya itu sudah hampir dua ratusan, ada dari bantuan permodalan, alat bantu disabilitas, dan sebagainya," pungkasnya. (Prokopim)