Kekaguman Mochamad Nur Arifin, Bupati Trenggalek terhadap sosok Sukarno memang tidak perlu diragukan lagi. Bahkan Sukarnois muda itu ingin terus mendorong spirit Sang Proklamator bisa terus berkobar dan terus mewarnai dalam pengambilan kebijakan di Kabupaten Trenggalek.
Salah satunya terkait dengan pengarustamaan gender. Pemerintah Trenggalek saat ini fokus bagaimana perempuan di Trenggalek didorong untuk bisa berdaya.
"Kalau kata Bung Karno itu sosialism. Karena apa? Kalau perempuan itu diberdayakan secara individu-individu sendiri yang terjadi justru persaingan usaha antar sesama perempuan yang diberdayakan. Yang ada justru yang bertahan adalah siapa yang paling kuat, sedang yang tidak kuat maka dia akan mati. Kalau dia mati maka apa gunanya kita meniti pemberdayaan," ucap Mochamad Nur Arifin saat menjalani ujian tesis di ruang Taruma Negara Gedung ASEEC lt. 10 Kampus B UNAIR Surabaya, Senin (3/7).
Gus ipin sapaan akrab bupati muda itu menambahkan, kadang justru yang terjadi saat ini kalau resepnya di tiru maka justru akan menjadi pesaing nantinya. Pemikiran-pemikiran seperti itu diharapkan bisa dirubah karena menurut Mas Ipin, pemikiran Bung Karno pemberdayaan perempuan bisa selamat kalau ada spirit sosialism. Semua harus sama-sama kuat, saling membantu satu sama lain.
Diceritakan oleh Bupati Trenggalek, pengalamannya di salah satu kota di California, yang mana di sana ada sebuah komunitas pembiayaan dimana pengusaha pengusaha sukses yang dibantu oleh pemerintah melakukan donasi berupa uang. Uang ini kemudian diperuntukkan untuk mendidik perempuan-perempuan lain yang selama ini belum sesukses mereka.
"Semangat seperti itu, itu kadang belum ada di kita. Kadang justru di tempat kita mikirnya kalau resepnya di tiru maka justru tidak laku. Kadang di kita masih ada pemikiran seperti ini dan pemikiran seperti ini perlunya kita rubah spiritnya, karena menurut Bung Karno pemberdayaan perempuan bisa selamat kalau ada spirit sosialisme, " imbuhnya
Kita selama ini kalau ngomong program, kebijakan, khususnya pada pemberdayaan perempuan. kemudian yang prespektif gender itu belum terlalu banyak. Padahal urgensi kita saat ini kita perlu sekali program-program yang kemudian menyasar perempuan dan juga kelompok rentan.
Contoh, Pak Jokowi ingin kemiskinan ekstrem itu bisa 0 %. Gimana kemiskinan ekstrem bisa 0 kemudian banyak data kemiskinan ekstrem seperti di Trenggalek itu 40% adalah perempuan. Tentu tidak bakal mentas kalau kita tidak menyentuh ke arah sana. Kemudian terkait masalah stunting, tidak bisa diatasi kalau pendidikan pengasuhan tidak ditingkatkan begitu juga dengan ekonominya.
Karena inilah, sambung Mas Ipin, "kita ingin bahwa spirit dari Bung Karno ini kemudian bisa terus berkobar dan juga terus mewarnai hingga pengambilan kebijakan sampai saat ini. Karena struktur penulisan buku Sarinah itu dari bab pertama babnya ada keselarasan dengan gender analisis yang dikembangkan oleh kementrian PPPA.
Kenapa saya bisa katakan demikian, karena Bung Karno membuka Babnya dengan data terpilah gender. Bung Karno memperlihatkan bagaimana perempuan itu tidak lemah sampai menyangkal beberapa data-data. Seperti contoh data perbandingan otak laki-laki dengan perempuan. Di Buku Sarinah dikupas, karena banyak orang yang ngomong bahwa perempuan itu kelas ke 2 karena otaknya tidak lebih berat daripada laki-laki. Terus Bung Karno menyangkal, laki laki otaknya lebih berat karena badannya lebih besar, sehingga bila dikorelasikan dengan seluruh masa otot keseluruhan maka prosentasenya lebih besar prosentase komposisi otak perempuan. (Prokopim Trenggalek)