Pengibaran bendera pusaka pada peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia merupakan hal sakral dan tidak bisa dianggap remeh. Untuk itu, Pemkab Trenggalek selalu rutin menggelar pelatihan khusus bagi calon pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka).
Membuka pelatihan Paskibraka di Pendopo Manggala Praja Nugraha, Rabu (31/7/2019), Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, mengingatkan kepada para peserta tentang arti penting moment pengibaran bendera pusaka tersebut.
Karena itu, tidak sembarangan orang yang bisa menjadi paskibraka. Beberapa siswa dipilih melalui seleksi yang ketat. Tidak hanya kemampuan fisik, kecerdasan dan wawasan juga menjadi penentu untuk bisa menjadi anggota paskibraka.
Selama kurang lebih 17 hari, siswa siswi terpilih akan dikarantina untuk diberikan pembekalan dalam segala hal, sebelum menjalankan tugasnya.
Bupati Nur Arifin mengatakan bahwa pengibaran bendera pusaka saat peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan merupakan moment krusial dan sakral, sehingga tidak bisa dianggap gampang.
"Para pendahulu merebut kemerdekaan ini dengan tetesan darah dan perjuangan keras, sehingga kita sebagai generasi penerus perlu memperingati moment tersebut dengan sungguh-sungguh," ungkapnya.
"Selama darah masih menetes dan mampu mewarnai seutas kain putih menjadi berwarna merah dan putih, kami akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan," lanjut Bupati mengutip kata-kata penyemangat dari Bung Tomo.
Ungkapan itu disampaikan oleh Bupati Nur Arifin untuk menggugah semangat para calon anggota paskibraka untuk sungguh-sungguh dalam berlatih hingga siap dikukuhkan untuk menjalankan tugas dengan baik.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Trenggalek, Drs. Kusprigianto, M.M., menambahkan bahwa pelatihan paakibraka juga bertujuan untuk menanamkan serta meningkatkan jiwa patriotisme dan idealisme bagi anggota pasukan pengibar bendera pusaka. (Humas)