Menindak lanjuti lelang Investasi yang dilakukan Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, di Jakarta beberapa waktu lalu, beberapa calon investor melakukan Business Trip ke Trenggalek, Jum'at (26/7/1019).
Rencananya para calon investor akan singgah selama tiga hari untuk menjajaki potensi investasi yang ada. Terkait hal itu, Pemkab Trenggalek telah menyiapkan lahan (aset) yang dimiliki untuk dikerjasamakan berikut berbagai kemudahan investasinya.
Business Trip diawali dengan paparan Bupati Nur Arifin tentang konsep wisata secara global dan investasi murah, yang diyakini akan sangat menguntungkan.
Bupati Nur Arifin berharap investasi yang dikembangkan nantinya berkonsep nomadic tourism atau eco-tourism berbasis masyarakat dengan konsep bisnis yang realistis. Dengan konsep itu, para calon investor tak perlu menggelontorkan dana yang besar.
"Konsep seperti ini paling realistis untuk ditawarkan dan dikembangkan di Trenggalek. Kami tidak menawarkan investasi mahal, misalnya invetasi hotel berbintang dengan kebutuhan dana puluhan atau bahkan ratusan miliar rupiah,” tutur Bupati Nur Arifin.
"Kalau konsep yang kita tawarkan seperti di kota-kota besar atau seperti di Bali misalnya, tentunya mereka memilih investasi disana, sehingga kita tawarkan konsep yang mudah, murah dan cepat balik modal," imbuhnya.
Menurut Bupati Nur Arifin, alih-alih membangun hotel berbintang dengan biaya mahal, calon investor bisa berinvestasi dengan membangun glamorous camping (glamping) atau mobil karavan yang bisa digunakan untuk perjalanan wisata sehingga wisatawan tidak bingung akan mengendarai apa atau menginap dimana.
"Apalagi biaya membangun glamping jauh lebih murah ketimbang membangun satu kamar hotel berbintang,” ungkapnya.
Pemerintah memiliki beberapa aset di Teluk Prigi yang sangat cocok untuk investasi. Apalagi kawasan Prigi nantinya akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), sekaligus koridor Jogja-Malang di pesisir selatan akan segera tersambung.
Selain itu, Bupati Nur Arifin juga menawarkan konsep investasi wisata lain seperti arena bermain di tengah laut yang dapat di kolaborasikan dengan rumah apung.
Juga di area hutan mangerove, para calon investor bisa melirik pengembangan wisata berkonsep eco-lounge, seperti rumah makan atau cafe yang dipadukan dengan budidaya kepiting bakau bekerjasama dengan kelompok masyarakat.
"Pangsa pasar tempat inap berkonsep eco-tourism di area itu tinggi, buktinya, Hotel Prigi yang dikelola Pemkab Trenggalek memiliki okupansi antara 70-80 persen dengan total 26 kamar," ucap Bupati.
Pengembangan kawasan di Prigi juga didukung dengan rencana investasi Kementerian PUPR senilai 15 miliar rupiah. (Humas)