Perdagangan karbon atau carbon trading akan terus menjadi pembahasan dalam beberapa tahun ke depan baik secara nasional maupun global. Menurut Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin, diskusi terkait hal itu masih panjang dan akan menjadi kurang menguntungkan jika tertinggal.
Itu disampaikannya saat menghadiri rapat koordinasi penjajakan kerja sama dengan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya di Fakultas Sains dan Teknologi, Rabu (10/1/2024).
Melalui kerja sama tersebut diharapkan ke depan ketika apa yang dilakukan di Trenggalek terlihat hasilnya, maka akan menjadi hal yang cukup positif dengan menyumbangkan pemikiran yang lebih adil dan setara bagi semua.
"Intinya sekarang kita ingin mendorong bagaimana inisiasi kota dalam hal ini kabupaten, itu bisa melahirkan satu kebijakan konkret, goals-nya dalam jangka waktu pendek menengah ini menjadi carbon neutral city," jelas Mas Bupati Ipin.
"Tapi kita sudah menyiapkan nanti di RPJPD sampai tahun 2045 itu sudah net zero carbon," sambungnya.
Carbon trading bagi Kabupaten Trenggalek bisa menjadi skema fiskal yang baru melalui pembangunan yang berbasis lestari. Tidak berisiko terhadap lingkungan hidup tetapi menghasilkan pendapatan.
"Dan itu bisa dilakukan oleh masyarakat tanpa harus merupakan mindset atau apa, sebenarnya gampang orang setiap hari kerja di hutan, di laut, kan begitu, tinggal memonetisasi," ucap Mas Ipin.
"Artinya sekarang tidak perlu kita melakukan eksploitasi terhadap sumber daya alam tetapi bisa dimonetisasi, dan kesempatan ini bisa hadir kalau kemudian ada dukungan dari expert, justifikasi sainsnya sudah masuk," imbuhnya. (Prokopim Trenggalek)