Isra' Mi'raj merupakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam menerima perintah untuk menjalankan sholat. Nabi terakhir dalam ajaran Islam tersebut diberangkatkan oleh Allah SWT untuk melakukan perjalanan Isra' dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa dan Mi’raj dari Mahjidil Aqsa dinaikkan ke sidhrotul muntaha. Untuk Memperingati peristiwa besar umat Islam tersebut, Pemkab Trenggalek mendatangkan guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya, Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, M.A., untuk memberikan tausyiah kepada jajaran Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Trenggalek, Senin (10/4).
Peringatan Isra' Mi'raj yang diselenggarakan di Pendopo Manggala Praja Nugraha Trenggalek tersebut dihadiri oleh Bupati dan Wakil Bupati Trenggalek, Sekretaris Daerah, jajaran Forkopimda, tokoh agama maupun masyarakat, serta pegewai negeri sipil di Lingkup Pemkab Trenggalek dan undangan lainya.
Dalam sambutannya, Bupati Trenggalek, Dr. Emil Dardak menyampaikan, "peringatan Isra' Mi'raj ini mengusung tema Sholat Mendidik Aparatur Menjadi Lebih Baik dan Disiplin dalam Semua Aspek Kehidupan," ucapnya.
Diharapkan oleh orang nomor satu di Trenggalek tersebut bahwa dengan peringatan Isra' Mi'raj, disiplin aparatur dalam segala hal dapat tercapai. "Inti dari kedisiplinan ini adalah keikhlasan," imbuh Emil Dardak.
Sementara itu Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, M.A., dalam tausyiah-nya manyampaikan bahwa dalam setiap tausyiahnya, tema yang paling berat adalah tema Isra' Mi'raj. Pasalnya dalam Isra' Mi'raj menggambarkan suatu peristiwa yang mungkin tidak bisa dinalar oleh akal manusia.
Guru besar UIN Sunan Ampel Surabaya ini mengajak kepada umat muslim yang hadir untuk mengimani peristiwa tersebut. Karena peristiwa tersebut sahih dan dijelaskan dalam Al-Quran, panutan hidup umat Islam.
"Di dunia ini ada petistiwa yang bisa dinalar maupun tidak oleh akal pikiran kita," ucap H. Ahmad Zahro.
"Bumi ini berbentuk bulat yang terus berputar, namun semua manusia menganggap kepalanya ada diatas, padahal posisinya ada yang di bawah, karena posisi Bumi ada yang di atas dan di bawah saat berputar. Peristiwa seperti ini tidak bisa dinalar manusia," jelasnya.
"Sedangkan manusia beberapa tahun lalu dengan kemajuan tekhnologi bisa mengirimkan surat pada waktu jam, menit maupun detik yang sama di lain tempat yang berbeda, yang saat ini dikembangkan melalui perangkat-perangkat canggih elektronik seperti Handphone maupun Smart Phone," lanjutnya.
"Kalau manusia dengan akal pikiran pemberian Allah SWT, bisa menciptakan kecanggihan tersebut, apalagi penciptanya Allah SWT, pastinya dengan mudah mengisro' Mi'rojnya Nabi Muhammad dalam semalam saja," imbuhnya dalam tausyiah.
Selain untuk menumbuhkan keimanan jamaah yang hadir terhadap peristiwa Isra' Mi'raj, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Ampel juga menjelaskan pentingnya sholat dan manfatnya bagi umat manusia secara panjang lebar. (Humas Kabupaten Trenggalek)