Membuka kegiatan pameran keris dan bursa tosan aji dalam rangka peringatan HUT ke-78 Proklamasi Kemerdekaan RI dan Hari Jadi 829 Trenggalek, Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto menitipkan kegiatan ini bisa rutin digelar. Alasan sekda meminta ini, karena kegiatan seperti ini dianggapnya sebagai salah satu bentuk upaya melestarikan warisan budaya leluhur.
Memang senjata yang digunakan saat ini sudah berubah, tapi kita harus mengakui keris atau tosan aji dan sejenisnya merupakan salah satu senjata asli Indonesia.
"Terima kasih kepada panitia yang memiliki semangat yang luar biasa, sehingga bisa mewujudkan kegiatan ini. Sempat hampir tidak jadi, namun karena semangat teman-teman kegiatan ini bisa terealisasi," ungkap Sekda Edy saat membuka kegiatan itu, di Gedung Bawarasa Trenggalek, Senin (21/8).
Mudah-mudahan, sambung Edy menambahkan, "ini bisa memberikan makna yang luar biasa bagi kita. Utamanya edukasi bagi kita semua dalam zaman yang serba modern," sambung mantan Asisten Pemerintahan dan Kesra itu.
Diakui olehnya karena Pandemi Covid 19 kegiatan ini sempat terhenti beberapa saat, dan kini bisa terlaksana kembali. Dengan dilaksanakan paling tidak harapannya menjadi ajang informasi bawasannya Keris atau Tosan Aji itu dulu adalah senjata para leluhur dalam rangka membela diri, mempertahankan diri untuk tetap eksis. Memang saat ini sudah mulai bergeser, tapi ini bagian dari yang harus diuri-uri atau dilestarikan. Karena selain senjata asli Indonesia, Keris memiliki makna filosofis, kosmologis, ontologis dan edukasi bagi kita semua. Sehingga dalam pameran tosan aji ini panitia mengundang siswa sekolah baik di tingkatan SD hingga SMA untuk sama sama belajar mengenal senjata peninggalan leluhur itu. "Ada luk 1, 2 dan seterusnya. Tentunya semua itu memiliki filosofi tersendiri dan inilah pelajaran bagi kita semua. Saat ini banyak orang mulai mencari cari barang antik dan ini seakan mengajak kita kembali kepada masa lalu. Dilaksanakan mulai hari ini sampai 3 hari kedepan dalam rangka HUT Proklamasi dan hari jadi Trenggalek, mudah-mudahan dapat memberikan makna yang cukup filosofis bagi kita semua," Harap Sekda penyuka olah raga sepakbola itu. (Prokopim Trenggalek)