Selain kesenian dan budaya tradisional, beberapa permainan (dolanan) tradisional juga turut ditampilkan peserta Trenggalek Ethnic Carnival 2018, Sabtu (11/8/2018). Hal itu dimaksudkan untuk mengenalkan kembali permainan (dolanan) tradisional kepada masyarakat khususnya generasi jaman now.
Dampak dari perkembangan teknologi saat ini, anak-anak lebih memilih permainan modern daripada tradisional. Sebagian besar anak-anak lebih memilih bermain game elektronik daripada dolanan tradisional yang dianggap jadul.
Dolanan tradisional yang lahir dari budaya masyarakat Indonesia mulai tergerus jaman. Banyak dari generasi jaman now yang tidak kenal congklak, petak umpet, egrang, maupun terompah. Padahal permainan tersebut juga bisa memberikan edukasi dan interaksi antar sesama, sehingga dapat mempererat hubungan sosial.
Wakil Bupati Trenggalek, H. Mochamad Nur Arifin yang hadir menyambut peserta Trenggalek Ethnic Carnival 2018 dari panggung kehormatan menuturkan bahwa dirinya senang dengan ditampilkannya permainan-permainan tradisional.
"Tadi saya melihat juga ada batokan, terus egrang dan banyak dolanan yang lainnya. Mereka menyuguhkan hal-hal yang sangat etnik dengan kultur yang unik," tuturnya.
"Tentunya saya sangat mengapresiasi upaya dari sekolah-sekolah dalam menampilkan semua kreasi seni yang dimiliki dalam acara ini," imbuh Wabup Arifin. (Humas)