Kerja sama antara Pemerintah Kabupaten Trenggalek dengan HARA telah menyelesaiakan pendataan terhadap sebanyak sekitar 1.000 petani di Kecamatan Durenan, dengan luasan lahan kurang lebih seluas 150 hektare. Melihat progress tersebut, Bupati Trenggalek berharap data yang diperoleh dapat membawa kesejahteraan bagi para petani.
"Bagi saya yang terpenting adalah petaninya harus sejahtera dan hasil pertaniannya aman untuk dikonsumsi," ungkap Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, saat melakukan audiensi bersama tim dari HARA dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan di Smart Center, Rabu (11/3/2020).
"Kita sudah mendata lahan kurang lebih 150 hektare dan lahan ini harus bisa mendapat manfaat dari pendataan secara online yang terhubung dengan stake holder mulai dari on-farm sampai out-farm, dimulai dari sarana dan prasarana hingga sampai off taker," imbuhnya.
"Selanjutnya kita mencoba menjajaki dengan para stake holder, seperti perusahaan dari Jerman yang tanggal 17 mau datang ke sini, semua kita jajaki, namun ini belum menjadi sebuah final karena kita masih juga mencoba membangun demplot juga dan kita hitung apakah benar bila program ini kita jalankan bisa menambah keuntungan dari petani," terang Bupati.
Disampaikan juga oleh Bupati Nur Arifin bahwa keuntungan dari pendataan tersebut dari sisi Pemerintah antara lain dapat mengetahui secara presisi luasan lahan yang dimiliki, hingga bagaimana produktifitas lahan tersebut. Sementara dari sisi petani akan mudah dalam mendapatkan klaim asuransi kemudian mendapatkan pembiayaan secara virtual.
"Tidak perlu takut lagi dengan sarana dan prasarana pertanian, karena nanti kita akan sambungkan dengan sarana pembiayaan pertanian lewat skema Kupedes atau yang lainnya, sehingga petani bisa berproduksi, tidak bingung cari pupuk terus kemudian tidak bingung jual," tutur Bupati Nur Arifin.
"Ini semua kalau angka-angkanya bisa menguntungkan petani, akan kita laksanakan secara meluas, untuk meyakinkan itu saya minta kepada HARA untuk stake holder yang lain untuk membuat demplot, yang perlu kita pikirkan saat ini bagamana kita meningkatkan pendapatan petani disaat lahan petani itu semakin menyempit," lanjutnya.
Sedangkan perwakilan dari HARA, Fernando, menambahkan bahwa pendaataan dilakukan oleh tim dari kader pertanian yang direkrut dan paham tentang penerapan teknologi informasi.
"Sehingga semua bisa berjalan dengan lancar meskipun ada tantangan-tantangan seperti sinyal yang sulit, maupun infrasuktur yang merupakan kendala biasa dalam hal teknologi," ujarnya.
Dari hasil pendataan tersebut, data dari petani lebih valid serta verifikasi terhadap lahan maupun data diri petani lebih bisa dipertanggungjawabkan.
"Dengan ini tentunya akan ada akses pasar yang lebih pasti, barang yang mereka miliki itu larinya ke mana, sehingga petani bisa berada di area perdangan yang lebih transparan dan bisa mendapatkan margin keuntungan yang lebih baik," pungkas Fernando. (Protokol-Dokpim)