Nuansa adat jawa sangat terasa di Pendopo Manggala Praja Nugraha jelang acara Bupati Trenggalek Ngunduh Mantu. Acara Ngunduh Mantu sendiri digelar oleh Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat, yaitu terkait pencatatan nikah.
"Sekarang ini banyak anak-anak yang tidak mempunyai kartu identitas, karena bapak ibunya saat menikah belum menerima buku nikah, padahal umurnya ada yang sudah 60 tahun, bahkan ada yang sudah punya cucu tetapi pernikahan mereka belum tercatat," ungkap Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin.
"Bila pernikahannya belum tercatat, anak-anaknya juga belum tercatat dan belum mendapatkan hak-haknya, jadi ngunduh mantu ini dalam rangka bagaimana kita memberikan hak-hak kepada masyarakat," lanjutnya.
Mengawali rangkaian, Bupati Nur Arifin didampingi istri, Novita Hardini, memasang bleketepe di Pendopo Manggal Praja Nugraha, Sabtu (7/3/2020). Bleketepe dalam filosofi masyarakat Jawa berarti sudah siap untuk menerima tamu.
"Sebenarnya ini ubo rampe yang menyimbolkan doa, seperti tebu yang artinya mantebing kalbu, orang nikah memang harus manteb tekadnya, terus ada pisang yang diartikan pernikahan itu sekali seumur hidup," tutur Bupati.
"Kemudian bleketepe, ibaratnya orang punya gawe harus mau menjamu tamu siapapun dan masih banyak yang lainnya, namun saya mengganggap ini sebagai sebuah adat yang memang perlu untuk dilestarikan," pungkasnya. (Protokol-Dokpim)