Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengapresiasi 11 perempuan asal Kecamatan Karangan yang berani menyatakan graduasi secara mandiri keluar sebagai Keluarga Penerima Manfaat (KPM) PKH.
Hadir bersama istri, Novita Hardini Mochammad dalam kegiatan gebyar PKH di halaman Kantor Kecamatan Karangan, mas bupati sapaan akrab Bupati Trenggalek, sangat senang sekaligus bangga kepada 11 perempuan yang berani menyatakan graduasi itu. "Kalau menyatakan lulus secara mandiri berarti mereka sudah memiliki pendapatan. Yang sebelumnya belum berpendapatan sekarang sudah berpendapatan," ujarnya, Minggu (19/2).
Ada diantaranya, sambung kepala daerah muda itu "yang berbisnis secara online, berjualan kebutuhan rumah tangga seperti sayur. Kemudian ada juga yang tadi kita tanya, terus bilang berdagang makanan seperti nasi bungkus dan yang lainnya. Saya doakan usaha ibu-ibu ini lancar dan sukses," imbuh Mas Ipin.
Dalam sambutannya Bupati Trenggalek itu berharap kepada KPM PKH bisa memanfaatkan bantuan yang diterima dengan baik. Memenuhi kebutuhan keseharian maupun biaya sekolah anak. Sedangkan kalau ada sisa diharapkan bisa ditabung. "Saya minta sisakan untuk bisa merintis usaha. Dengan begitu kita harapkan bisa graduasi juga," pesan Mochammad Nur Arifin.
Mendampingi suami dalam kegiatan ini, Novita Hardini juga ingin mendorong KPM PKH di daerahnya semakin berdaya. "Saya ingin nanti memberikan kelas pemberdayaan bagi Keluarga Penerima Penerima Manfaat (KPM) PKH agar berpeluang lebih berdaya. Tidak perlu modal yang besar namun bisa lebih berdaya bagi keluarga," ungkap Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Trenggalek itu.
"Tadi ada yang menjual hasil pertanian yang dijual secara on line. Pengetahuan berjualan secara online menurut saya sangat diperlukan bagi PKM PKH," imbuhnya.
Graduasi dalam program sosial PKH sendiri ada 2, mandiri dan reguler. Yang dimaksud graduasi mandiri dimana PKM PKH itu secara sadar merasa dirinya sudah mampu dan minta dikeluarkan dari penerima bantuan sosial.
Yang kedua adalah graduasi reguler. Dimana dilakukan graduasi karena ada verifikasi dari pendamping, setelah diverifikasi KPM itu ternyata sudah masuk dalam kategori yang sudah mampu, sehingga diusulkan untuk dikeluarkan dari PKM PKH.
Plt. Kepala Dinas Sosial PPPA, dr. Ratna Sulistyowati dalam kegiatan Gebyar PKH itu menambahkan, untuk graduasi mandiri pemerintah mencoba berikan apresiasi dalam kegiatan ini. Diharapkan dengan begitu nantinya bisa menjadi pemicu KPM PKH lain yang sudah mampu untuk melakukan hal yang sama.
"Walaupun mereka sudah masuk graduasi bukan berarti kita sudah melepaskan pengawasan terhadap mereka. Jadi mereka akan kita ikutkan dalam program program pelatihan dan juga kita lakukan pemantauan, sehingga kita yakin yang graduasi ini betul-betul mandiri. Jangan sampai mereka di graduasi akhirnya masuk lagi dalam kategori miskin," tandasnya.
Sesuai data yang ada, ada sebanyak 4.919 KPM PKH yang graduasi tahun 2023 ini. Dari angka itu, dua ratusan KPM yang menyatakan graduasi mandiri dari program sosial PKH. Sedangkan di Kecamatan Karangan, dari 248 PKM PKH yang graduasi 11 PKM menyatakan graduasi secara mandiri. (Prokopim Trenggalek)