Bupati Trenggalek, Mochammad Nur Arifin kembali menjalankan kegiatan Makaryo Ning Deso (Mening Deh), Rabu (8/2). Memilih Desa Margomulyo, Kecamatan Watulimo, kepala daerah muda itu menitipkan 3 hal kepada para kepala desa.
Pesan pertama Bupati Trenggalek kepada para kepala desa, adalah semanagat mendekatkan pelayanan. "Mungkin nanti mbah lurah bisa menggalakkan sonjo wargane. Bisa keliling ke kasunanan atau RW. Dengan begitu dalam penyusunan APBDes tidak ada usulan-usulan yang belum tertampung, ujarnya.
Mendekatkan pelayanan dirasa sangat penting oleh Bupati Trenggalek. Seperti yang dilakukannya dalam Mening Deh itu yang dirasa bisa memberikan semangat baru kepada masyarakat. "Jadi keliling aja, pendekatan pelayanan ini saya rasa sangat penting sekali. Mengapa demikian, kadang-kadang yang sepele seperti bikin barcode untuk mendapatkan BBM jenis Solar dari My Pertamina ternyata di pusat pusat kota ada banyak masyarakat yang belum tahu. Padahal pembelian solar dibatasi 20 liter saja," imbuhnya.
Menceritakan pengalamannya saat menghadiri peringatan 1 Abad NU di Sidoarjo. "Ada beberapa masyarakat di kota menginstal aplikasi My Pertamina tapi enggak bisa. Sebagian orang kota itu aja nggak ngerti caranya biar dapat solar, padahal di sana pusat distribusi pusat kantor-kantor, apalagi kita yang di Trenggalek," jelas Mas Ipin.
Memperjuangkan para nelayan untuk bisa mendapatkan solar, suami Novita Hardini ini berupaya berkoordinasi dengan Pertamina pasalnya dalam aplikasi cuma ditulis jenis kendaraan sama nomor polisi kendaraan. Sedangkan para nelayan tentunya tidak dapat fasilitasi aplikasi ini. Dengan komunikasi yang baik akhirnya nelayan bisa mengakses BBM jenis Solar ini dengan melampirkan surat rekomendasi dari kepala dinas.
Tidak berhenti di sini, dengan upaya yang dilakukan bersama jajaran surat rekomendasi untuk nelayan bisa diakses secara online. Sehingga tidak perlu menunggu Kepala Dinas di kantor atau datang ke Trenggalek. "Ini contoh bagaimana spirit mendekatkan pelayanan itu penting. Saya mengingat semua teman-teman ASN kepala OPD yang kita hadirkan saat ini digaji, dilantik, sumpahnya 1 diminta untuk melayani masyarakat," sambungnya.
Yang kedua, mengentaskan kemiskinan ekstrem seperti pesan Pak Jokowi, saya minta dibantu tolong pendataanya betul-betul dan datanya juga harus betul jangan sampai lagi, yang miskin tidak dapat dan yang mampu malah justru dapat. "Di tahun 2024 amanah dari pak presiden yang pertama terkait kemiskinan ekstrem. Kemiskinan ekstrem di tahun 2024 Pak Presiden minta menjadi 0%. "Di Trenggalek sendiri ada sekitar 11.000 jiwa yang masuk kategori miskin ekstrem. Kemudian kalau dilihat dari jumlah rumahnya, ada 2500 kepala keluarga yang masuk ke daftar miskin ekstrem," lanjut Bupati Arifin menjeleskan.
Untuk benar-benar bisa mengentaskan kemiskinan ekstrem ini para kepala desa diminta mengenali betul siapa siapa warganya. Siapa yang masuk dan dimana tempatnya. Kepala desa harus betul-betul tahu. Saya titip kepala desa harus tahu siapa saja yang miskin ekstrem karena saya sedang menyiapkan paket kebijakan untuk mengentaskan mereka.
Bupati tidak mau bila nanti intervensi kemiskinan ekstrem bersifat bansos, diminta olehnya bersifat lapangan pekerjaan. Disektor pertanian atau perikanan misalnya, selain menyipkan program juga disiapkan off takernya. Baru bila itu difabel atau memang lansia bisa diberikan bantuan.
Yang ketiga masalah Stunting karena kalau mau sumber daya manusia yang berkualitas salah satu yang harus disiapkan adalah jangan sampai ada yang gagal tumbuh atau kurang maksimal dalam berkembang. "Bapak Pesiden minta secara nasional angka stanting bisa turun di bawah 14%. Data terakhir di Trenggalek ternyata mengalami kenaikan. Sesuai timbang mandiri kita ada di angka 8%. Sekarang rilis resmi nya ada di antara 15%. Nah ini yang harus kita cari akar permasalahannya," ucapnya.
Kalau mau mengatasi masalah stanting, lanjut Gus Ipin "harus dipersiapkan mulai dari usia produktifnya. Diantaranya jangan biarkan mereka menikah sebelum usia matang. Sekarang udang-udang sudah mengatur bahwa usia bisa menikah adalah 19 tahun. Hubungannya menikah usia muda dengan stanting, kandungan belum tumbuh secara siap, dimasa muda. Kemudian masih belum siap untuk melakukan pengasuhan," jelasnya.
Riset terbaru stanting tidak hanya disebabkan oleh nutrisi atau kesehatan ibu atau anaknya, tetapi juga yang paling penting kasih sayang. Anak yang kurang kasih sayang stimulus ke otak tidak maksimal, sehingga hormon pertumbuhan pun juga tidak maksimal.
Maka dari itu Bupati Trenggalek ini juga mengajak para kepala desa untuk tidak berhenti mengkampanyekan desa nol perkawinan anak. (Prokopim Trenggalek)