Musrena Keren yang digelar beberapa waktu lalu merupakan wadah aspirasi kaum perempuan maupun kelompok rentan yang tersistematis dan diakui sebagai yang pertama kali ada di tanah air.
Hal itu disampaikan Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek, Novita Hardini, saat menghadiri Musrenbang Kecamatan Bendungan yang dilaksanakan di lokasi wisata Putri Maron, Senin (10/2/2020). Novita menekankan pentingnya penguatan peran perempuan sebagai bentuk pembangunan keluarga.
"Mendidik anak dan mengelola keluarga bila kurang tepat tentunya akan menjadi bencana bagi keluarga maupun bangsa, penguatan perempuan dapat membangun keluarga dengan baik, perbaikan kualitas gizi keluarga, penguatan SDM maupun pendidikan anak," tuturnya.
Untuk itu, Novita menitipkan masalah kesetaraan gender (gender equality) dalam pelaksanaan Musrenbang. Gender equality adalah penting karena perempuan tidak hanya sebagai pelengkap, melainkan spirit dalam keluarga.
Pemkab Trenggalek juga telah bekerja sama dengan USAID melalui Rumah Perempuan untuk mewujudkan 2.000 pengusaha perempuan baru. Dengan program tersebut diharapkan akan ada penguatan peran perempuan dalam keluarga, sehingga ke depan dapan menekan angka stunting, serta peningkatan kualitas SDM.
Musrenbang Kecamatan Bendungan tahun ini kembali digelar di lokasi wisata. Jika tahun lalu di Coban Rambat, kali ini di Putri Maron. Menurut Camat Bendungan, hal itu bertujuan untuk semakin mengenalkan potensi wisata di Kecamatan Bendungan.
Salah satu perwakilan KOMPAK, Bovi Vila, sepakat dengan apa yg disampaikan oleh Ketua TP PKK Kabupaten Trenggalek tersebut. Menurutnya, penguatan perempuan memang harus dilakukan untuk mewujudkan Pemerintahan di Kabupaten Trenggalek yang inklusif.
"Memang saat ini Trenggalek maju dalam perencanaan, salah satunya dengan memprioritaskan peran perempuan berpartisipasi dalam perencanaan mulai dari tingkat Desa hingga Kabupaten," ungkapnya.
Peran Pemerintah dalam memberikan fasilitas maupun dukungan agar perempuan lebih berdaya, menurut Bovi, cukup luar biasa. Perempuan mandiri menjadi penting sebagai modal awal pengembangan keluarga.
"Bila perempuan bisa terlibat dalam kegiatan seperti ini, saya yakin pembangunan Trenggalek yang inklusif bisa terwujud dengan baik," ucap Bovi. (Dokpim)